PEMOTONGAN ANGGARAN: BAIK ATAU BURUK?

Dalam periode fiscal tahun 2016, Indonesia dengan secara jelas menyesuaikan pertumbuhan ekonominya menggunakan instrument kebijakan fiscal melalui penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Hal yang cukup menjadi sorotan disebabkan dalam periode fiscal dilakukan pemotongan anggaran secara signifikan 2 kali dalam satu tahun yakni pada kuartal kedua di bawah pimpinan Kementerian Keuangan, Bambang Brodjonegoro, hingga jabatan menteri keuangan, ibu Sri Mulyani, pada kuartal ketiga tahun 2016. Pemangkasan anggaran sedikitnya Rp133 triliun, terdiri dari anggaran belanja pemerintah akan dikurangi Rp65 triliun, dan dana transfer ke daerah hingga Rp68,8 triliun telah dipotong. Banyak polemic yang terjadi dengan keputusan kementerian keuangan untuk melakukan penyesuaian ke bawah (pemotongan) APBN pada kementerian/lembaga lain serta pada daerah-daerah yang dana alokasi dari pusatnya terhambat. Satu pihak merasa bangga dengan kebijakan kementerian keuangan sebab hal tersebut dianggap sebagai langkah efisiensi dalam penghematan pengeluaran negara. Pihak lain berpendapat bahwa pemotongan anggaran akan memberi dampak buruk pada kebijakan strategis pemerintahan sebab jalannya program pemerintah akan terhambat.
Mengenai isu pemotongan anggaran, berikut sebuah notulensi dari hasil diskusi ilmiah yang diselenggarakan Lingkar Studi Mahasiswa Ekonomi dan Bisnis (LSME) Universitas Brawijaya. Berawal dari penyebab yang menimbulkan adanya anggaran, peserta diskusi memberikan analisis bahwa penerimaan negara yang dianggarkan di awal tahun tidak sesuai dengan realisasi hingga pertengahan tahun. Hal ini didukung dengan kenyataan bahwa penerimaan pajak tahun yang diperkirakan akan tercapai Rp1.539,2 triliun, namun akan diperkirakan meleset sebesar Rp219 triliun. Prediksi tersebut disesuaikan dengan fakta bahwa pemasukan pajak hingga hingga 24 Agustus 2016, realisasi belanjabaru mencapai Rp 316,6 triliun atau 47,5 persen dari target dalam APBNP 2016. Penerimaan pajak yang meleset sangat terlihat dari penurunan drastis penerimaan pajak pada sektor pertambangan. Selain itu terdapat perlambatan ekonomi global yang menyebabkan penurunan volume perdagangan internasional, hal tersebut berdampak pada penerimaan APBN akibat penurunan harga komoditas yang terjadi sebesar Rp 108 triliun dan tentu saja geliat permasalahan penurunan perdagangan internasional berdampak pada penurunan penerimaan pajak PPh pasal 22.
Penyebab lain yang banyak disetujui oleh peserta diskusi berkaitan dengan pemborosan anggaran yang dilakukan pemerintah dimana perjalanan dinas memberikan proporsi yang besar dalam anggaran kementerian/lembaga. Banyak pula program-program yang tidak bersinggungan langsung dengan tujuan nasional dijalankan dengan tidak efisien. Hal tersebut didasarkan pada perspektif salah bahwa efektifitas penggunaan anggaran dilihat dari penyerapan anggaran dari kementerian/lembaga yang bersangkutan. Selain itu, pemotongan anggaran disinyalir dari informasi bahwa terdapat dana mengendap dari masing-masing daerah yang bisa digunakan untuk menjalankan operasional daerah. Defisit APBN juga terus membengkak melebihi tahun sebelumnya (2%), sekarang di nasional mencapai 3.7%. Dari sudut pandang global, negara lain juga melakukan adjustment, perekonomian global sedang labil sehingga terdapat excess supply namun berdampak pada penurunan harga komoditas dan tentunya berdampak pada penerimaan pajak.
Selanjutnya, untuk pos anggaran yang dipotong dapat dilihat di Instruksi Presiden (Inpres) No 4 Tahun 2016 tentang Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2016 pada saat pemotongan anggaran pertama kali. Namun, yang menjadi permasalahan adalah pemotongan yang dilakukan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang melakukan pemotongan anggaran sebesar 3,9 T Hal tersebut sempat timbul polemik di masyarakat karena pendidikan yang menjadi prioritas pembangunan akan berdampak pada penurunan kualitas pendidikan. Namun sebenarnya perlu diketahui bersama bahwa pemotongan anggaran yang dilakukan digunakan untuk efisiensi dimana jumlah yang dipotong adalah sebesar inefisiensi yang terjadi pada pos-pos yang tidak bersinggungan langsung dengan program pemerintah pada masyarakat, yaitu pada pos belanja pegawai, biaya perjalanan dinas, biaya konsinyering, dan pembangunan gedung-gedung pemerintah, belanja honorarium, pengadaan kendaraan, sisa dana lelang, dan anggaran kegiatan yang belum dikontrakkan. Pemotongan anggaran tidak akan menyentuh program-program prioritas.
Terdapat beberapa resolusi yang diberikan pada akhir diskusi ilmiah ini bahwa dalam melaksanakan instrument kebijakan fiscal dapat pula dengan mendongkrak perekonomian tanpa pemotongan, sebab pemotongan anggaran yang dilakukan secara mendadak memberikan shock kepada perangkat pemerintah khususnya di tingkat daerah. Hal ini terlihat pada proyek-proyek di wilayah Nusa Tenggara yang menghentikan proyek konstruksi serta penahanan dana sertifikasi untuk guru di beberapa daerah padahal sebenarnya hal tersebut tidak berkaitan langsung dengan pemangkasan anggaran yang ada. Penerimaan negara dapat didongkrak dengan melakukan revaluasi aset pada BUMN sehingga dapat meningkatkan penerimaan pajak. Repatriasi dana dari asing melalui kebijakan tax amnesty tentu saja harus digalakkan sebagai upaya peningkatkan penerimaan pajak.

Ditulis atas perspektif Sintia Farach Dhiba – Departemen Penelitian dan Penalaran

Malang, 4 Oktober 2016
Kelompok Diskusi Ilmiah LSME FEB UB,
(Gede Krisnawan, Dhimas Fuad H., Sintia Farach Dhiba, Rima Ayu A., Dewi Izzatul L. Nur Khasanatun Nafi’ah, Rina Qurrotul Aini, Endang Praptiningsih)

639 thoughts on “PEMOTONGAN ANGGARAN: BAIK ATAU BURUK?”

  1. I’m commenting to let you be aware of what a nice encounter my friend’s daughter encountered reading your web page. She mastered too many things, with the inclusion of what it’s like to have a wonderful helping style to get most people smoothly grasp some problematic issues. You really did more than readers’ expected results. Thanks for showing the informative, trustworthy, explanatory not to mention cool tips on that topic to Gloria.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *